RANGKUMAN BUKU LIMA POKOK CALVINISME (EDWIN H. PALMER)

Judul Lima Pokok Calvinisme dapat menyebabkan salah pengertian. Karena Calvinisme sendiri tidak dibagi menjadi lima pokok, Pertama-tama, Calvinisme tidak terbatas hanya pada lima pokok: Calvinisme memiliki ribuan pokok. Bagi sebagian besar orang, kata pertama yang terkait dengan Calvinisme adalah predestinasi; Calvinisme lebih luas daripada hanya sekadar lima pokok tersebut. Bahkan, Calvinisme secara terutama bukan berkenaan dengan lima pokok tersebut. Calvin memperdalam pembahasan tentang doktrin predestinasi setelah muncul serangan-serangan terhadap doktrin anugerah Allah.
Apakah Kitab Suci mengajarkan Trinitas? …Maka Calvinisme pun demikian.
Apakah Kitab Suci berbicara mengenai keilahian Kristus, kovenan anugerah, pembenaran oleh iman, pengudusan, kedatangan Kristus yang kedua kalinya, ineransi Alkitab, serta wawasan dunia dan kehidupan?…Maka demikian pula dengan Calvinisme. Ini dikarenakan tujuan Calvin dalam berkhotbah, mengajar, dan menulis adalah untuk menjelaskan seluruh Firman Allah – dan hanya Firman Tuhan saja. Scriptura tota: Scriptura sola. Calvinisme adalah suatu usaha untuk mengekspresikan segenap Kitab Suci dan hanya Kitab Suci. Membatasi Calvinisme hanya menjadi lima pokok berarti salah menilai dan menghina sosok Calvin serta gerakan yang menggunakan namanya.
Calvin hanya menyingkapkan kebenaran yang sudah ada di dalam Kitab Suci sepanjang waktu. Dan Calvin bukan orang pertama atau orang terakhir yang menyingkapkan kebenaran-kebenaran alkitabiah. Nama Calvinisme sering kali digunakan, bukan karena Calvin adalah guru pertama atau satu-satunya, tetapi karena setelah keheningan yang lama sepanjang Abad Pertengahan. Cara yang mudah untuk mengingat kebenaran-kebenaran tersebut adalah dengan mengingat akronim T-U-L-I-P; Total depravity (Kerusakan total), Unconditional election (Pemilihan tanpa syarat), Limited atonement (Penebusan terbatas), Irresistible grace (Anugerah yang tidak dapat ditolak), dan Perseverance of the saints (Ketekunan orang-orang kudus).
BAB I
KERUSAKAN TOTAL
- Kerusakan total tidak berarti kerusakan mutlak (1Sam. 16:14; Ibr. 6:4-8; 2Tim. 3:5; 2Tes. 2:7)
Kerusakan mutlak berarti bahwa seseorang menyatakan kerusakan atau kebobrokannya telah sampai tingkat yang paling maksimal sepanjang waktu. Bukan saja semua pikiran, perkataan, dan perbuatannya penuh dengan dosa, tetapi juga sangat jahat-sejahat yang dapat dilakukannya. Kerusakan total bukan berarti ia tidak dapat menjadi lebih jahat lagi, melainkan bahwa tidak ada satu pun perbuatannya yang baik. Kejahatan meresapi setiap kemampuan jiwanya dan setiap bidang kehidupannya. Ia tidak mampu melakukan satu pun hal yang baik. Sebagai ilustrasi: Ketika anak-anak berbohong, mereka sering menceritakan kebohongan-kebohongan kecil. Mereka dapat menceritakan kebohongan yang jauh lebih buruk. Tetapi kebohongan-kebohongan kecil yang mereka lakukan itu pun sudah merupakan suatu kesalahan. Sama sekali tak ada kebaikan dalam kebohongan yang mereka lakukan. Karena itu, mereka dapat disebut jahat. Namun mereka tidak sejahat yang dapat mereka lakukan.
- Kerusakan total tidak berarti hilangnya kebaikan relatif (Lukas 16:19-31 – ed; 2Raj. 10:30; 2Raj. 12:2; Luk. 6:33)
Jadi menurut Ketekismus Heidelberg ada tiga unsur yang terdapat dalam perbuatan baik yang sesungguhnya yaitu iman yang sejati, kesesuaian dengan hukum Allah dan motivasi yang benar sebaliknya perbuatan yang baik secara relatif bisa memiliki bentuk lahiriyah yang benar tetapi tidak bersumber dari iman yang sejati atau tidak dilakukan untuk kemuliaan Allah dengan demikian orang yang bukan Kristen dapat melakukan perbuatan yang baik secara relatif meskipun mereka berada dalam kerusakan total.
Misalnya, seseorang yang belum bertobat mencuri uang sebesar 5.000 dolar dari sebuah bank dan kemudian menyumbangkan 1.000 dolar dari uang tersebut kepada palang merah untuk mendapatkan pujian. Dari luar, sumbangan orang ini tampaknya sesuai dengan hukum Allah, tetapi karena tidak bersumber pada iman dan tidak dilakukan untuk memuliakan Allah sebenarnya perbuatan baik tersebut berdosa perbuatan seperti ini hanyalah baik secara relatif.
Kerusakan Total adalah
- Secara Positif: selalu dan semata-mata berbuat dosa (Kejadian 6:5; Kejadian 8:21;Mazmur 14 & 53; Rm. 3:10-18). Kerusakan total berarti bahwa manusia tidak pernah dapat melakukan kebaikan yang secara fundamental menyenangkan Allah, dan bahwa pada kenyataannya manusia selalu berbuat jahat.
- Secara Negatif: ketidakmampuan total, ada 3:
- Manusia tidak dapat melakukan kebaikan (Mat. 7:17-18; 1Kor. 12:3; Yoh. 15; Yoh. 15:4-5; Rm. 8:7-8).
- Manusia tidak dapat memahami kebaikan (Kis. 16:14; Ef. 4:18; 2Kor. 3:12-18; 1Kor. 1:18-21; 1Kor 2:14)
- Manusia tidak menginginkan kebaikan (M inat. 7:18; Yoh. 3:3; 8:43; 15:4-5; Yoh. 6:44; Yoh. 6:65; Yeh. 11:19; Yoh. 3:3; 2Kor 5:17; Gal. 6:15; Ef. 2:1 & 5; Kol. 2:13; Ef. 2:1, 5, Ef. 2:8)
3 pelajaran yang dapat disimpulkan dari ajaran yang alkitabiah mengenai kerusakan total manusia:
- Kerusakan total menjelaskan sumber dari masalah-masalah yang ada dalam dunia kita
- Pengetahuan tentang kerusakan total manusia seharusnya juga mengajarkan kepada kita bahwa diri kita benar-benar buruk dan berada dalam situasi yang mengerikan jika Allah tidak menolong kita
- Pengetahuan tentang kerusakan total manusia akan mengajar setiap orang bahwa jika ia memiliki keinginan untuk memohon Allah agar menolongnya, ini karena Allah sendiri sedang berkarya di dalam dirinya untuk menghendaki dan melakukan sesuatu menurut kerelaan-Nya (Flp. 2:12-13).
BAB II
PEMILIHAN TANPA SYARAT
Karena predestinasi sangat dihubungkan dengan John Calvin, ada baiknya kita melihat sikap Calvin sendiri terhadap pokok ini, yaitu suatu sikap yang diwarnai kerendahan hati, kesalehan, dan takut akan Allah. Sikapnya sungguh alkitabiah dan realistis (berpijak pada kenyataan). Untuk dapat memahami penjelasan Alkitab mengenai pemilihan ilahi marilah kita melihat:
- ARTI DARI PEMILIHAN ILAHI
- Penetapan sejak semula (foreordination) (Ef. 1:11; Kej. 45:5-8; Kis. 4:27-28; dan bab 6 dari buku ini), Penetapan sejak semula berarti rencana Allah yang berdaulat, yang dengannya Allah menetapkan semua yang akan terjadi di seluruh alam semesta ini. Tak ada satu hal pun di dunia ini yang terjadi secara kebetulan. Allah berada di balik segala sesuatu.
- Predestinasi, Predestinasi adalah bagian dari penetapan tersebut yang menunjuk kepada destini kekal manusia: sorga atau neraka. Predestinasi terdiri dari dua bagian pemilihan (election) dan penolakan/reprobasi (reprobation). Pemilihan berkaitan dengan mereka yang menuju ke sorga dan penolakan berkaitan dengan mereka yang menuju ke neraka.
- Pemilihan Tanpa Syarat
- Pemilihan, yang dimaksudkan dengan pemilihan ilahi adalah alam memilih sejumlah orang untuk masuk ke sorga yang lain tidak dipilih dan mereka akan masuk ke neraka.
- Tanpa syarat, pemilihan bersyarat adalah pemilihan yang didasarkan pada sesuatu yang ada pada orang yang dipilih, contohnya semua pemilihan dalam bidang politik merupakan pemilihan bersyarat. Pemilihan yang dilakukan manusia selalu merupakan pemilihan bersyarat suara yang diberikan oleh pemilih didasarkan pada janji-janji dan karakter orang yang akan dipilih. Sedangkan Allah tidak pernah mendasarkan pilihannya pada apa yang manusia pikirkan, katakan, lakukan atau pada keberadaan manusia. Kita tidak mengetahui pada apa Allah mendasarkan pemilihan-Nya tetapi dasar pemilihan Allah bukanlah sesuatu yang ada pada manusia. Allah tidak melihat sesuatu yang baik pada diri seseorang, sesuatu yang dilakukan oleh orang tersebut yang menyebabkan Allah mengambil keputusan untuk memilih dia. Bila pemilihan Allah didasarkan hanya pada satu kebaikan yang terdapat dalam diri kita maka tak ada seorangpun yang akan dipilih. Tak ada seorangpun yang dapat masuk ke sorga; semua akan masuk ke neraka karena tak ada seorangpun yang baik. Maka bersyukurlah kepada Allah atas pemilihan-Nya yang tanpa syarat.
- Dasar-dasar Alkitab mengenai pemilihan Ilahi (Yohanes 6:37,39; Yohanes 15:16; Kis. 13:48; 2Tes. 2:13; Ef. 1:4-5; Roma. 8:29-30; Roma. 9:6-26).
BAB III
PENEBUSAN TERBATAS
Kaum arminian menjawab dengan pernyataan, “Kristus mati bagi semua orang” sedangkan kaum Calvinis menjawab dengan pernyataan, “Kristus mati hanya bagi orang-orang yang percaya kepada-Nya.” Kaum arminian mempercayai penebusan universal, sedangkan kaum Calvinis mempercayai penebusan terbatas. Kaum Calvinis merujuk kepada ayat-ayat berikut yang menyatakan bahwa Kristus mati bukan untuk semua orang, tetapi untuk “umat-Nya” (Mat. 1:21), “domba-dombanya”, (Yoh. 10:15, bdk. 10:26), “sahabat-sahabat-Nya” Yoh. 15:13), “jemaat-Nya atau gereja-Nya (Kis 20:28), mempelai wanita-Nya (Ef.5:25).
Bila kaum Calvinis menggunakan istilah terbatas, bukan berarti penebusan Kristus terbatas dalam kemampuannya untuk menyelamatkan manusia. Sebaliknya kaum Calvinis percaya bahwa penebusan Kristus tak terbatas dalam kuasa-Nya, bahwa Kristus menyelamatkan dengan sempurna, dan penebusan Kristus memiliki harga dan nilai yang tidak terbatas. Penebusan yang tak terbatas nilainya itu dibatasi hanya untuk orang-orang tertentu tidak kepada semua orang. Inilah yang dimaksudkan dengan penebusan terbatas. Dasar Alkitab untuk penebusan terbatas dari sudut pandang Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus, serta melihat kesatuan dan keselarasan dari tujuan dan karya Allah Trinitas.
- Pemilihan Allah Bapa (Yoh. 6:37-40; Am. 3:2; Rm. 8:29; Rm. 9:13; Rm. 1:7; Kol. 3:12; 1Tes 1:4; 2Tes. 2:13; Yoh. 3:16-17)
Karena Bapa telah memberikan kepada Yesus sejumlah orang yang akan diselamatkan maka Yesus datang ke dunia untuk mengorbankan diri-Nya bagi mereka (Yohanes 6:37-40). Bersyukurlah kepada Allah Bapa atas kasih-Nya yang kekal, yang telah memiliki kita dan kepada Allah Anak yang telah mati untuk menebusmu. Sebagai kesimpulan dari bagian ini, Alkitab mengajarkan bahwa tujuan dari predestinasi yang ditetapkan oleh Allah Bapa dan penebusan yang dilakukan oleh Allah Anak adalah satu, yaitu keselamatan orang-orang pilihan Allah. Dengan kata lain, penebusan terbatas didasarkan pada pemilihan tanpa syarat.
- Penebusan Allah Anak, Allah menjelaskan tentang kematian Kristus sedikitnya dengan empat cara yang berbeda. Pada saat Kristus mati, (1) ia mempersembahkan diri-Nya sebagai korban penghapusan dosa-dosa sebagai ganti kita (Ibrani 9-10); (2) Ia menjadi pendamaian bagi kita dengan memuaskan murka Allah yang adil (propisiasi Rm. 3:25; Ibr. 2:17; 1Yoh. 2:2; 4:10); (3) Ia memperdamaikan umat-Nya dengan Allah – maksudnya Ia melenyapkan perseteruan antara mereka dan Allah (Rm. 5:10; 2Kor. 5:20, dll.) dan (4) Ia menebus mereka dari kutuk Hukum Taurat (Gal. 3:13). Kristus menjadi persembahan korban untuk menghapus dosa manusia. Allah menghukum Kristus sebagai ganti dari orang berdosa yang dikasihi-Nya.
- Berdiamnya Roh Kudus di dalam orang percaya (2Kor. 5:14-15; Roma 6; Rom. 8:29; Yoh. 6:39) tetapi Alkitab justru mengajarkan yang sebaliknya yaitu adanya kesatuan dalam karya ketiga Pribadi Allah Trinitas antara pemilihan oleh Allah Bapa, penebusan oleh Allah Anak dan berdiamnya Allah Roh Kudus dalam orang percaya. Kemudian Allah Roh Kudus datang kepada orang-orang yang telah dipilih oleh Allah Bapa dan yang baginya Allah Anak telah mati dan Ia membuat mereka mati terhadap dosa serta membangkitkan mereka secara rohani, yang kita kenal dengan “dilahirkan kembali.” Tujuan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus selaras/sama. Mereka bekerja dengan satu tujuan: keselamatan orang-orang yang dikasihi Allah Bapa dengan kasih yang khusus.
BAB IV
ANUGERAH YANG TIDAK DAPAT DITOLAK
- Apakah yang dimaksud dengan Anugerah yang tidak dapat ditolak?
- Anugerah, anugerah adalah pemberian kepada orang yang tak layak menerima pemberian itu. Allah menciptakan manusia dalam kebaikan. Tetapi kita dengan kehendak kita sendiri memberontak terhadap Allah. Ia meminta kita meninggalkan dosa dan nafsu sendiri serta kembali kepada-Nya. Allah mengasihi orang-orang pilihan-Nya mengutus Yesus untuk mati bagi mereka, dan kemudian mengaruniakan Roh Kudus yang menyebabkan mereka menerima pengorbanan yang telah Kristus lakukan bagi mereka.
- Tidak dapat ditolak, yang dimaksudkan dengan tidak dapat ditolak (irresistible) ialah bila Allah telah memilih orang-orang untuk diselamatkan dan bila ia memberikan Roh Kudus untuk mengubah mereka dari orang-orang yang penuh kebencian menjadi orang-orang yang penuh kasih maka tak ada seorangpun yang dapat menahan-Nya. Arti dari anugerah yang tidak dapat ditolak ialah bahwa Allah memberikan Roh Kudus untuk bekerja di dalam hidup seseorang agar ia secara pasti diubah dari jahat menjadi baik. Ini berarti bahwa Roh Kudus pasti – tanpa tambahan dan, atau, tetapi – membuat setiap orang yang telah dipilih Allah sejak kekekalan dan yang baginya Kristus telah mati, menjadi percaya kepada Yesus.
Demikian juga Allah dapat mengubah hati manusia dari jahat menjadi baik. Menurut naturnya manusia menyukai dosa dan hal-hal yang hanya akan membawanya kepada kesengsaraan dan hukuman kekal. Allah melahirbarukan orang itu, mengubah naturnya dan secara radikal mengubah karakternya sehingga orang tersebut sungguh menyesali dosa-dosanya dan mengasihi Allah. Dengan hati yang telah diubahkan, ia kini sangat membenci hal-hal yang dulu dilakukannya. Kini Kristus menjadi yang terindah baginya. Kekristenan menjadi menarik baginya. Ia secara bebas dan penuh semangat mencari Allah.
- Pandangan-pandangan yang keliru
- Pelagianisme, plagianisme menyatakan bahwa manusia tidak rusak, total maupun sebagian. Bahkan manusia dilahirkan dengan kebaikan yang sempurna dan mampu memilih antara yang baik dan yang jahat secara seimbang.
- Semi-pelagianisme, Semi-Pelagianisme menghendaki suatu kompromi dari kedua pandangan tersebut. Pandangan ini mengajarkan bahwa manusia mempunyai kebaikan sampai tingkat tertentu, mempunyai kemampuan untuk percaya kepada Kristus. Allah mengerjakan apa yang menjadi bagian Allah dan manusia mengerjakan apa yang menjadi bagian manusia keduanya bekerja Allah mengerjakan apa yang menjadi bagian Allah dan manusia mengerjakan apa yang menjadi bagian manusia. Keduanya bekerja sama. Jadi menurut kaum arminian penyebab seseorang menerima Injil dan yang lain menolaknya adalah karena keputusan orang tersebut. Tapi menurut kaum Calvinis, yang membuat keputusan adalah Allah. Menurut pandangan yang pertama, iman adalah hadiah manusia kepada Allah; yang kedua berpendapat bahwa iman adalah pemberian Allah kepada manusia. Di sini kita melihat dua jawaban yang saling bertentangan terhadap pertanyaan mengapa ada orang yang menolak Injil dan ada yang menerimanya.
BAB V
KETEKUNAN ORANG-ORANG KUDUS
- Definisi
- Sekali diselamatkan, selamanya diselamatkan
Sekali Anda percaya, Anda tidak akan pernah terhilang, Anda tidak akan pernah masuk neraka. Kristus akan selalu menjadi Juruselamat Anda. Nasib seseorang dalam kekekalan ditetapkan satu kali untuk selamanya sehingga ia tidak harus mencemaskan nasibnya lagi.
- Ketekunan orang-orang Kudus
Istilah ketekunan orang-orang kudus menekankan bahwa orang-orang Kristen – orang-orang Kudus, sebagaimana yang disebut oleh Paulus dalam surat-suratnya – akan bertekun dalam mempercayai Kristus sebagai juruselamat mereka. Mereka akan merasa yakin, kemudian ragu-ragu, tetapi mereka akan terus percaya untuk selamanya. Karena itu, mereka akan tetap diselamatkan.
- Ketekunan Allah
Karena sesungguhnya, ketekunan orang-orang Kudus bergantung pada ketekunan Allah. Karena Allah bertekun di dalam kasihnya kepada Gereja, Gereja bertekun di dalam kasihnya kepada Allah. Ketekunan orang-orang Kudus dapat disamakan dengan providensi Allah. Allah tidak hanya menciptakan seluruh alam semesta ini tetapi Ia juga menopangnya.
- Pemeliharaan terhadap orang-orang kudus
Pemeliharaan terhadap orang-orang Kudus menekankan bahwa orang-orang Kudus dipelihara oleh Allah. Mereka dipelihara dan dilindungi sehingga tidak ada yang dapat mengambil mereka dari tangan Allah.
- Jaminan Kekal
Dengan kata lain ketekunan orang-orang Kudus berarti jaminan kekal. Orang yang sungguh-sungguh menaruh kepercayaannya di dalam Kristus sebagai Juruselamatnya, sudah aman di dalam tangan Tuhan Yesus. Tidak ada yang dapat mencelakakannya. Ia pasti masuk sorga. Dan ini untuk selamanya. Ia memperoleh jaminan yang berlaku untuk seterusnya, bukan hanya untuk sementara. Ia memiliki jaminan kekal.
- Dasar-dasar Alkitab
- Pemilihan tanpa syarat, karena penyebab kasih-Nya adalah di dalam Dia dan bukan di dalam kita. Demikianlah kita melihat bahwa doktrin Alkitab mengenai ketekunan orang-orang Kudus didasarkan pada kasih Allah yang kekal kepada orang-orang pilihan-Nya.
- Penebusan terbatas, penebusan yang dilakukan Kristus memberikan satu dasar lagi untuk menguatkan keyakinan orang-orang Kristen bahwa semua orang – untuk siapa Kristus mati – pasti diselamatkan. Ini adalah ketekunan orang-orang Kudus.
- Hidup yang kekal (Yoh. 3:16; Yoh. 3:36; Yoh. 5:24; 1Yoh 5:13), tetapi penggunaan kata “kekal” secara tetap di dalam ayat-ayat alkitab membawa sukacita bagi orang-orang percaya. Karena kesaksian Alkitab secara jelas menyatakan bahwa orang yang percaya kepada Yesus tidak akan mati selama-lamanya tetapi akan memperoleh hidup yang tidak akan pernah berakhir. Bersyukurlah kepada Allah untuk hidup kekal yang dikaruniakan-Nya kepada kita.
- (Yohanes 6:39; Yohanes 10:28-29; Efesus 1:13-14; 1 Petrus 1:4-5).
BAB VI
MISTERI YANG AGUNG
- Pokok Permasalahan
Di sini terdapat suatu misteri yang agung, yang menjadi judul dari bab ini: bagaimana kita mengetahui isi dari rahasia ini, yaitu menyelaraskan perihal ketetapan Allah sejak semula dengan tanggung jawab manusia.
- Pemecahan Masalah
- Arminianisme
Ada dua cara untuk memecahkan masalah ini yang pertama rasionalistis dan yang kedua alkitabiah. Tapi dalam usaha mencari pemecahannya mereka menggantikan Alkitab dengan rasio manusia. Mereka berpikir bahwa mereka tidak bisa menyelaraskan secara logis kedua fakta yang tampaknya bertentangan ini. Karena itu mereka mengambil salah satu fakta dan meninggalkan fakta yang lain menjaga berpegang pada kebebasan manusia yang membatasi kedaulatan Allah. Dengan demikian mereka tidak lagi mengalami kesulitan rasional kontradiksi yang ada telah dihilangkan.
- Hiper-Calvinisme
Penganut hiper-calvinisme meninggalkan fakta tanggung jawab manusia. Mereka memahami pernyataan-pernyataan Alkitab yang jelas mengenai ketetapan Allah sejak semula dan berpegang pada pernyataan-pernyataan itu. Maka penganut pandangan Arminian dan penganut pandangan Hiper-Calvinisme yang saling bertolak belakang itu sebenarnya mempunyai kesamaan dalam hal sikap rasionalisme mereka.
- Calvinisme
Kaum Calvinis mempersatukan dua fakta yang tampaknya berkontradiksi. Kaum Calvinis menyatakan bahwa Allah telah menetapkan segala sesuatu. Kaum Calvinis menyatakan bahwa bila manusia melakukan sesuatu kebaikan maka Allah-lah yang harus dipuji; dan bila manusia melakukan suatu kejahatan, manusia itu yang harus dipersalahkan. Manusia tidak dapat membantah. Kaum calvinis percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah dan bahwa Alkitab diilhami oleh Roh Kudus. Mereka percaya sepenuhnya kepada Allah, dan mengetahui dengan pasti bahwa Firman-Nya tidak mungkin salahm. Alkitab itu ineran dan infalibel (tidak mengandung kesalahan maupun pengajaran yang keliru). Kaum Calvinis menerima paradoks antara kedaulatan Allah dan tanggung jawab manusia. Mereka tidak dapat menyelaraskan kedua fakta ini, tetapi karena Alkitab mengajarkan tentang kedua fakta tersebut, mereka menerima keduanya.
BAB VII
DUA BELAS TESIS TENTANG REPROBASI
Pengertian: Reprobasi adalah dekrit Allah yang kekal, berdaulat, tak bersyarat, tidak dapat diubah, bijak, suci dan misterius; di mana, di dalam memilih sebagian orang untuk mendapatkan hidup yang kekal, Ia membiarkan yang lain, dan dengan adil menghukum mereka karena perbuatan-perbuatan dosa mereka sendiri – semuanya hanya demi kemuliaan-Nya.
DUA BELAS TESIS
- Alkitab adalah Firman Allah yang tidak mengandung kesalahan (ineran) dan tidak mengandung kekeliruan (infalibel) dan merupakan keputusan final untuk semua pengajaran, termasuk juga ajaran tentang reprobasi.
- Allah itu kudus; Ia adalah antitesis mutlak dari dosa dan Pembenci kejahatan.
- Sekalipun dosa dan ketidakpercayaan berlawanan dengan perintah-perintah Allah (kehendak preseptif-Nya), Allah telah memasukkannya juga di dalam dekrit-Nya yang berdaulat (menetapkan hal tersebut dan menyebabkan kepastian dari keterjadiannya).
- Secara historis, banyak, tetapi tidak semua, theolog membicarakan reprobasi dalam dua bagian, yaitu:
- preterisi (pelewatan)
- penghukuman.
- Reprobasi sebagai preterisi adalah tanpa syarat, dan sebagai penghukuman adalah bersyarat.
- Preterisi adalah sisi balik dari pemilihan.
- Allah tidak secara efektif menyebabkan dosa dan ketidakpercayaan dengan cara yang sama seperti la secara efektif menyebabkan perbuatan baik dan iman.
- Keberatan-keberatan terhadap pengajaran tentang reprobasi biasanya lebih disebabkan oleh rasionalisme skolastis daripada ketaatan yang rendah hati kepada Firman Allah.
- Merupakan sikap yang salah apabila mengharapkan Alkitab memberikan bahasan theologis yang sistematis tentang reprobasi.
- Seseorang tidak mengetahui bahwa ia adalah seorang reprobat, tetapi ia bisa mengetahui bahwa ia adalah seorang pilihan.
- Reprobasi harus dikhotbahkan.
- Ketidaktahuan adalah hikmat.
BAB VIII
SUMBER BAHAN
Sikap Calvin terhadap Predestinasi
Calvin menulis bahwa dalam membicarakan predestinasi, terdapat dua sikap yang harus dihindari, yaitu: keingintahuan yang berlebihan tentang hal yang tidak Allah nyatakan dan ketakutan yang berlebihan dalam mengajarkan apa yang telah Allah nyatakan.
Pada kasus pertama, “keingintahuan manusia menyebabkan pembahasan tentang predestinasi, yang sendirinya sudah sulit itu, menjadi sangat membingungkan dan bahkan membahayakan. Jika keingintahuan ini dibiarkan, keingintahuan ini tidak akan membiarkan ada satu pun rahasia Allah yang tidak dicari dan dipecahkan. “Pertama, biarkan mereka mengingat bahwa ketika mereka menggali perihal predestinasi, mereka sedang menembus perbatasan yang sakral dari hikmat ilahi. Jika seseorang memasuki tempat ini tanpa rasa khawatir, ia tidak akan berhasil memuaskan keingintahuannya dan ia memasuki labirin yang jalan keluarnya tidak dapat ditemukan.
Karena memang manusia tidak berhak untuk dengan bebas mencari hal-hal yang memang dikehendaki Tuhan agar tersembunyi di dalam diri-Nya; juga memang sejak kekekalan, manusia tidak berhak untuk menyelidiki hikmat tertinggi, yang Allah ingin kita puja tanpa memahaminya, supaya melaluinya Ia juga akan memenuhi kita dengan kekaguman. Dan biarlah kita tidak perlu malu karena tidak mengetahui sesuatu hal dalam perkara ini, karena ada sesuatu ketidaktahuan tertentu yang bijak. Sebaliknya biarlah kita menahan diri dari menyelidiki suatu pengetahuan tertentu di mana keinginan yang sangat kuat tentangnya merupakan hal yang bodoh, berbahaya, bahkan mematikan.
Sikap kedua yang harus kita hindari adalah bahwa “mereka yang meminta agar setiap hal mengenai predestinasi dikuburkan, mengajar kita agar menghindari setiap pertanyaan mengenai hal ini, sebagaimana kita menghindari batu karang.” Sikap ini juga salah. “Karena Firman Tuhan adalah sekolah Roh Kudus, di mana tidak ada sesuatu yang perlu dan berguna untuk diketahui yang dihilangkan, demikian juga tidak ada sesuatu pun yang diajarkan selain yang pantas untuk diketahui. Marilah kita membiarkan orang-orang Kristen untuk membuka akal budi dan telinga mereka pada setiap pernyataan Allah yang ditujukan padanya, memberikan semacam pembatasan yang ketika Allah menutup bibir-Nya yang kudus, pada saat itu juga Ia juga akan menutup jalan untuk menyelidikinya.
Siapapun yang menumpuk kebencian atas doktrin predestinasi hanya menyebarkan nama Allah, seperti seolah-olah Allah membiarkan sesuatu yang menyakitkan masuk ke dalam gereja tanpa ada pemberitahuan sebelumnya.
Oleh karena itu, Calvin mengajarkan prinsip Scriptura tota dan Scriptura sola sebagai keseluruhan Kitab Suci dan hanya Kitab Suci. Seseorang harus mengajarkan semua yang telah Allah nyatakan, termasuk mengenai predestinasi. Tetapi kita tidak boleh melampaui Kitab Suci, berspekulasi tentang hal-hal yang tidak Allah nyatakan. Kita tidak akan pernah mendapatkan sikap yang lebih baik untuk diteladani, selain meneladani apa yang telah dinyatakan oleh Calvin.